Joko Kobar, Joko Rosok, Joko Gandu, Joko Jolodot, Joko Bibit, Joko Sutopo Dalam perspektif Entoelkeong (3.Joko Gandu)


Joko Nggandu adalah satu-satunya waliyullah yang masih hidup di Gemolong. Jika tanda kenabian Muhammad adalah muncul sinar di ketiaknya, maka tanda kewalian Joko Gandu adalah munculnya sinar menyilaukan yang memancar dari “bathuk” nya.

Pola hidupnya tidak berbeda dengan para wali Allah yang lain, selalu menempuh jalan kefakiran, karena baginya kekayaan duniawi akan menjauhkan diri manusia dari Allah SWT. Makanya Sang Wali nyentrik ini tidak pernah beli rokok satu bungkus, melainkan selalu eceran, itupun sebatang atau dua batang saja. Jika dalam wiridnya dia kehabisan rokok, maka dia akan bertawakal dan menyerahkan diri pada Allah sambil menunggu dun-dunan rokok dari para wali yang lain.

Masa pertobatannya dimulai sejak tahun 2007, dimana dalam kesehariannya jika dolan ke Dungdang, dia selalu membawa beberapa kondom di dompetnya. Kebiasaannya adalah jika habis dipakai dia selalu membuang kondom-kondom itu diparit terdekat. Hal inilah yang membuat para waliyullah yang lain mengetahui jejak keberadaannya seperti almukarom Atenk, almaghfurlahu Noglik dan almarhum Agus Kenthus. Hingga tiba suatu malam dimana beliau menyadari akan eksistensi tuhan setelah kehabisan kondom dalam dompetnya. Maka seketika itu juga dia tersungkur, meminta ampun kepada sang Kholiq semalam suntuk dan berubah total jalan hidupnya menjadi penuh tawadlu, qonaah dan menjauhi kenikmatan duniawi.

Hari harinya dulu dijalani sebagai seorang bang plecit dari ranah sragen. Akhirnya sekarang dia alih profesi menjadi juragan angkringan nggandu periode kedua setelah Yanto hik demisioner. Beliau juga terkenal sebagai pembaharu dibidang endologi dan paidologi. Cuma dahulu gerakan gerakannya masih dalam tataran “entoel bol kopet keong”, atau satu tingkat dibawah entoelkeong
Ilmunya yang paling terkenal adalah “Sugih ra kuat, Mlarat ra kuat”, dia juga menulis kitab “Sugih Tanpo Bondo”. Hanya sayangnya banyak murid muridnya yang menjadi sesat karena kitab tersebut. Sebab kalau tidak hati-hati, sugih tanpo bondo bisa melebar artinya menjadi “Pinter tanpo sinau”, “swargo tanpo ngibadah”, “Mangan tanpo mbayar”, “mendhem tanpo ngombe ciu” dan yang paling buruk adalah “meteng tanpo ono sing ngaku ngenthu”.

Joko Nggandu pada dasarnya adalah pribadi yang sederhana serta simple. Dia tidak mau mempraktekkan laku spiritual yang rumit dan berat. Baginya islam itu mudah, makanya jangan dipersulit. Beberapa fatwanya yang juga terkenal antara lain :
  1. Asu ki ora asu nek ora njegog. Maksudnya adalah kita ini manusia atau bukan, dinilai dari tindakannya dan bukan dari pikirannya saja.
  2. Bener kuwi durung bener nek ora pener. Maksudnya adalah apapun yang kita kerjakan haruslah dengan cara yang benar dan baik. Benar saja tidak cukup. Harus disertai cara yang baik.
  3. Hati-hatilah hidup di zaman sekarang, karena sekarang serba tidak jelas. Ibarat kebo nusu gudhel, gudhel terus nusu tanggane, lha tanggane nyusoni kebo.
Joko Nggandu termasuk pendiri madzhab entoelkeong sejati. Dia juga aktif mengikuti pengajian kiaikanjeng di Jogjakarta bersama Emha. Hidupnya selalu mengalah. Empatinya sangat tinggi. Malam hari tidak pernah tidur. Dia dikaruniai seorang putra yang sangat rupawan. Dan dia tak pernah berhenti berdoa supaya puteranya itu tidak seperti bapaknya. Allohumma amiiinnn.

 Kepada almukarom Joko Nggandu, semoga bidadari surga segera ditenangkan hatinya dengan kehadiranmu disana.
Amiiiiinnn….1000x.
NB :
  1. Joko Jolodot selalu puasa rembug, jadi dia tidak dirembug. Jadi tidak ada edisi tentangnya.
  2. Joko Bibit masih selalu menjadi ahlu “bibit”, jadi belum dapat dirembug. So, tidak ada edisi tentangnya.
  3. Joko Sutopo kabarnya masih bertapa, jadi tidak ada rembugan tentang dirinya juga.

( Ikuti serial ilmu-ilmu  entoelkeong selanjutnya, gud luck )

Joko Nggandu

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.