Cermin itu bernama: Ndangndut, Senen, Loso, Thithik Mangpi, Lik Yadi Bisu


Itu adalah nama-nama para makhluk Allah yang seharusnya menjadi ladang pahala bagi kita. Namun betapa sering kita malah mengabaikannya. Allah tidak mungkin ngawur dalam menciptakan segala sesuatu. Semua ada hikmahnya. Baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain. Duhai betapa banyak kesalahan dan dosa kita dalam hal ini.

“halo pak e… njuk rokok e pak e.. bolo pak e..” kalimat itulah yang pasti terucap jika ketemu ndangdut. Mesakne, iba dan rasa kasihan adalah rasa yang pertama kali timbul dihatiku jika ketemu dengan orang-orang ini. Orang-orang yang dijadikan Allah sebagai saksi atas kebesaran-Nya.

Kenapa kita harus bersikap kasar kepada Ndangndut dan Senen? Kenapa kita sering mempermainkan Loso? Kenapa kita harus mentertawakan Thitik Mangpi dan Lik Yadi Bisu? Apakah kita lupa bahwa Allah mudah saja membuat anak-anak kita menjadi seperti mereka? Tidakkah kita berfikir bagaimana jika mereka itu adalah bagian dari  keluarga kita?, betapa kita akan tersayat jika orang-orang sama mendzalimi kekurangan yang ia punya. Nauzubillahi min dzaalik.


Kekurangan mereka sering membuat kita senang dan tertawa. Dan rasa senang itu malah melahirkan kedzoliman yang jadinya malah menganiaya mereka. Dan bukan sikap syukur bahwa kita telah terlahir sempurna serta menjadi perbuatan baik kepada mereka.

Mereka lahir tanpa bisa pesan supaya jadi orang yang begini dan begitu. Mereka tercipta murni karena qodrat dan kehendak Pencipta. Adanya mereka adalah bukti bahwa Ilmu Allah tak terhingga. Keberadaan mereka adalah bukti kekuasaan Allah. Mereka dicipta tidak untuk dipermainkan. Karena Allah tidak main-main dengan ciptaan-Nya dan tidak suka permainan. Merka adalah cermin ! cermin yang sangat dahsyat untuk orang-orang yang berakal.

Nama asli ndangndut adalah Nugroho. Seangkatan dengan Kobar dan Kasan. Mereka adalah teman semasa kecil. Cuma beda nasib. Orang tua sudah memberi nama yang mulia sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah. Nugraha artinya anugrah, dan anugrah adalah pemberian yang kita tidak bias membalasnya dengan bentuk terimakasih yang bagaimanapun. Duhai orang tua sudah berharap melalui namanya agar kelak dia menjadi orang. Orang yang betul-betul Orang. Tetapi Allah  berkehendak lain. Karena semua adalah milik Allah. Kita hanyalah makhluk miskin dengan ego besar sehingga kadang mengabaikan yang betul-betul Maha Memiliki.

Konon kabarnya Ndangdut meninggal tertabrak truk di Kalioso. Lik Yadi bisu meninggal beberapa bulan yang lalu karena sakit kanker otak. Sementara Senen, Thithik Mangpi dan Loso masih eksis disekitar kita. Loso menjadi tukang sapu di pasar Gemolong, yang kadang masih tak luput dari penindasan orang-orang yang katanya waras !
Setahu saya, Kobar lah orang yang betul-betul mmembela Ndangdut tanpa pandang bulu. Jika ada yang menganiaya Ndangdut, pasti dihajar balik sama Kobar. Contohnya orang ngembat dulu, dikaploki Kobar  gara-gara dia ngeplaki Ndangndut.

Orang yang nggak punya tangan tetaplah manusia. Orang yang  kakinya bunting tetaplah manusia. Orang yang nggak punya otak tetaplah manusia. Bahkan mereka yang gila alias nggak berakal tetaplah manusia. Mmereka itu semua adalah cermin bagi kita untuk tetap  bersyukur, beramal baik selagi bisa dan mampu, mereka adalah kesempatan bagi kita untuk disikapi dengan benar sebagai bentuk muamalah ma’al makhluq.

Semoga mereka yang telah mendahului kita, dipeluk tuhan dengan nikmatnya, dihapus keburukannya, diganti kekurangannya dengan kenikmatan yang tak bisa didapatkan oleh orang-orang waras.

Adapun mereka yang masih hidup, Mereka menunggu kita !!!!!!!!!!!!!


senen
loso

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.