Lagi asyik “ndeplok” di samudera Pasifik, eh.. di Arab muncul hilal-nya. Trus piye ki?

oleh Kanjeng Machrus pada 14 Agustus 2012 pukul 15:57 


Temanku, mengingat sebentar lagi akan ada sidang itsbat yang kedua, maka kali ini saya agak serius, tidak sedang guyon. Jadi tolong pertama bukalah buku peta dunia, kemudian bayangkan seperti apa kalo kita pas lagi"ndeplok" bawuk, kemudian fokuskan pikiran anda, dan kerahkan akal sehat anda serta yang teliti dalam membaca cerita dibawah ini dan mari berfikir bersama. Kemudian tolong jawablah pertanyaan-nya. Ceritanya begini:

Paiman dan istrinya Ngatini, adalah bos kapal pesiar. Semenjak menikah, mereka ganti pekerjaan menjadi pelaut murni dan mancing untuk makan sehari-hari. Dengan kapal yang besar, keduanya berlayar sampai di samudra pasifik, dan tinggalah mereka disitu tepatnya di pulau Kiribati dan hidup disana.

Pada suatu sore, yaitu hari Rabu 18 Juli 2012, di Kiribati, Paiman melakukan rukyat dengan harapan dia dapat melihat hilal dan besoknya akan puasa ramadlan. Ternyata sampai matahari tenggelam dia tidak melihat hilal, akhirnya dia berencana jumat besok tidak puasa dan karena sunnah rosul, nanti malam sebelum subuh, jam 4, dia akan “ngenthu” si bahenol Ngatini, istri satu-satunya, mengingat sudah lama Paiman dan Ngatini tidak ber”kenthu” ria.



Dan waktu menunjukkan jam delapan malam, Paiman sholat Isya’. Setelah Isya’ itu dia tidak sholat tarawih, karena tadi dia tidak melihat hilal. Kemudian Paiman tidur. Paiman bangun hari sudah berganti Kamis jam 4 pagi. Ngatini pun juga bangun. Karena tadi hilal nggak muncul, maka Ngatini nggak masak buat sahur. Maka akhirnya Paiman dan Ngatini melakukan foreplay untuk pemanasan “kenthu”.

Nah, yang jadi pikiran saya, pada saat Paiman “kenthu”, Arab sedang melakukan rukyat hilal. Saat itu Arab hari Kamis 19 Juli, jam 18.00 maghrib dan semua sedang “mengintip” hilal. Disaat yang sama, di Karibiti baru hari kamis 18 Juli jam 04.00 pagi (saat sahur bagi yang berpuasa). Dan saat itulah Paiman sedang “mengintip” bawuk istrinya, Ngatini.

Hasilnya, di Arab hilal kelihatan, sedang Paiman masih sunnah rosul dengan istrinya. Arab sepakat puasa mulai jumat 20 juli besok. Sedang bagi Paiman, dia baru 4 jam menjalani hari Kamis 18 Juli itu, dan bahkan sedang menikmati bawuk istrinya.

Saat Paiman mau menyelesaikan perkenthuannya, Adzan Subuh berkumandang, dan pada saat itu pula dia mendekati orgasme. Tiba-tiba Paiman mendengar kabar bahwa hilal muncul di Arab. Pertanyannya adalah:
  1. Apakah Paiman harus tetap “ngrampungke” kenthune?
  2. Apakah Paiman harus puasa? Padahal waktu itu di Karibiti sudah adzan subuh dan “manuk”e masih nancap di lakang Ngatini? Sementara di Arab hilal baru saja ketemu !
  3. Kalau harus puasa, bukankah Paiman dan Ngatini tadi tidak tarawih dan tidak sahur? Dan bukankah pada saat dapat kabar hilal-nya Arab, Paiman belum sempat “nyabut” manuk-e?
  4. Jadi kalau Arab memutuskan Jumat 20 Juli itu 1 Ramadlan, maka apakah Kamis 18 Juli di Karibiti juga dihitung 1 ramadlan?
  5. Jika Kamis 18 Juli di Karibiti dihitung 1 ramadlan, berarti Paiman kehilangan pahala Tarawih pertama dan sahur pertama. Njut piye iki?
  6. Pada saat Arab melihat hilal, sedang Paiman nyaris orgasme, kita di Papua sedang mengalami pergantian hari dari Kamis 19 Juli menjadi Jumat 20 Juli jam 00.00 WIT. Apakah kita di Papua harus puasa jumat ini??
  7. Apa bedanya kita yang di Papua dengan Paiman di Karibiti? Sama-sama Arab sudah hilal, kita sudah hari Jumat 20 Juli dan Kiribati masih Kamis jam 4 pagi. Sedang Arab hari Kamis sore. Kalau kita harus puasa, trus nasibnya Paiman yang sedang “ndeplok” itu gimana?

Atas jawabannya kami ucapkan terimakasih. Wuakakakakaakak 


0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.